1. Pemrosesan File
Sebuah file merupakan
sekumpulan informasi yang tersimpan sedemikian rupa, hingga informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh kembali apabila dibutuhkan atau untuk penggunaan
selanjutnya. Dimana masing masing file hanya diperuntukkan untuk satu program aplikasi.
Menurut teknik
penyimpanannya file digolongkan menjadi :
1. File Manual
File
manual menyimpan informasi yang dapat diperoleh kembali, dibaca dan digunakan
oleh manusia. File manual sebagian besar menggunakan filing cabinet sebagai
sarana penyimpanan. Namun apapun bentuk sarana penyimpanannya, file manual
menggunakan metode yang sama untuk menyusun rekaman yang ada di dalamnya.
2. File Komputer
File
komputer menyimpan informasi yang tidak dapat diperoleh kembali oleh manusia
tanpa bantuan pemrosesan komputer.
Jenis-jenis file:
1. File Induk (master file) : File yang berisi
data relatif permanen. Contoh : record dalam file piutang dagang berisi
informasi tentang nama pelanggan, alamat, dan saldo.
2. File Transaksi (transaction file) : Yaitu file
yang berisi data transaksi yang bersifat sementara.
3. File Tabel (table file) : File yang berisi
referensi (acuan) data yang diambil selama pemrosesan data untuk memudahkan
kalkulasi. Contoh : tarif pajak, tabel biaya pengiriman.
4. File Sejarah (history file) : File yang berisi
transaksi yang telah diproses.
5. File Cadangan (backup file) : File yang berisi
duplikat (copy) sebuah file.
6. Suspensi File : File yang berisi record yang
telah dipisahkan sementara dari pemprosesan data reguler dengan tujuan untuk
diinvestigasi dan dibetulkan.
Kelemahannya
dari sistem pemrosesan file ini antara lain :
1.
Timbulnya data rangkap (redundancy data) dan tidak konsistennya data
(inconsistency data)
Karena
file-file dan program aplikasi disusun oleh programmer yang berbeda, sejumlah
informasi mungkin memiliki dupliaksi dalam beberapa file. Sebagai contoh nama
mata kuliah dan sks dari mahasiswa dapat muncul pada suatu file memiliki
record-record mahasiswa dan juga pada suatu file yang terdiri dari record-record
mata kuliah. Kerangkapan data seperti ini dapat menyebabkan pemborosan tempat
penyimpanan dan biaya akases yang bertambah. Disamping itu dapat terjadi
inkonsistensi data. Misalnya, apabila terjadi perubahan jumlah sks mata kuliah,
sedangkan perubahan hanya diperbaiki pada file mata kuliah dan tidak diperbaiki
pada file mahasiswa. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam laporan nilai
mahasiswa.
2. Kesukaran
dalam Mengakses Data
Munculnya
permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasikan sewaktu membuat program
aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengambilan data.
3. Data
terisolir (Isolation Data )
Karena data tersebar
dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format –format yang berbeda,
akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data yang sesuai.
3. Masalah
Pengamanan ( Security Problem )
Tidak semua pemakai
diperbolehkan mengakses seluruh data. Bagian Mahasiswa hanya boleh mengakses
file mahasiswa. Bagian Mata kuliah hanya boleh mengakses file mata kuliah,
tidak boleh mengakses file mahasiswa. Tetapi sejak program-program aplikasi
ditambahkan secara ad-hoc maka sulit melaksanakan pengamanan seperti yang
diharapkan.
4. Data
Dependence
Apabila terjadi
perubahan atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak dapat
mengakses data.
2. DBMS
DBMS merupakan program komputer yang
memampukan seorang pengguna untuk menciptakan dan memperbaharui
file-file, menyeleksi dan memunculkan kembali data, dan menghasilkan beragam
output dan laporan-laporan. Perintah-perintah biasanya ditentukan oleh user.
Ada 2 bahasa basis data, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL), digunakan untuk
menggambarkan desain basis data secara keseluruhan. DDL digunakan untuk membuat
tabel baru, menuat indeks, ataupun mengubah tabel. Hasil kompilasi DDL disimpan
di kamus data.
2. Data Manipulation Language (DML), digunakan
untuk melakukan menipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data seperti
penambahan data baru ke dalam basis data, menghapus data dari suatu basis data
dan pengubahan data di suatu basis data.
Adapun komponen fungsional
penyusunnya sebagai berikut:
1. DML Precompiler : mengkonversi
pernyataan-pernyataan DML yang dimasukkan di dalam program aplikasi ke dalam
pemanggilan prosedur normal di dalam bahasa induknya. Procompiler harus
berinteraksi dengan query processor untuk membuat kode-kode yang diperlukan.
2. Query Processor : menterjemahkan
pernyataan-pernyataan bahasa query ke dalam instruksi-instruksi low-level yang
dimengerti oleh database manager.
3. DDL Compiler : mengkonversi pernyataan DDL
ke dalam sekumpulan table yang mengandung metadata atau “data mengenai data”
4. Database Manager : menyediakan interface
antara data low-level yang disimpan didalam basisdata dengan program-program
aplikasi dan queries yang dikirimkan ke system.
Kelebihan DBMS :
1. Performance yang di dapat dengan penyimpanan
dalam bentuk DBMS cukup besar, sangat jauh berbeda dengan performance data yang
disimpan dalam bentuk flat file. Disamping memiliki unjuk kerja yang lebih
baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan media penyimpanan dan memori.
2. Integritas data lebih terjamin dengan
penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering terjadi dalam DBMS. Redudansi adalah
kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang sama dalam sebuah database
yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
3. Independensi. Perubahan struktur database
dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi yang mengaksesnya sehingga
pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah dengan penggunaan DBMS.
4. Sentralisasi. Data yang terpusat akan
mempermudah pengelolaan database. kemudahan di dalam melakukan bagi pakai
dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan
lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang
tersebar.
5.
Sekuritas. DBMS memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada ngamanan
pada file sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan dalam
pemberian hak akses kepada pengguna.
Kekurangan DBMS :
1. Mendapatkan software
yang mahal. DBMS mainframe masih mahal. DBMS mikrokomputer akan tidak mahal
jika dibandingakan dengan versi mainframe. Harganya dapat sama dengan
pembiayaan pokok dari suatu organisasi kecil.
2. Mendapatkan konfigurasi hardware yang besar.
DBMS bisanya membutuhkan kapasitas penyimpanan priner dan sekunder yang lebih
besar dari pada yang dibutuhkan program aplikasi. Juga, kemudahan dalam
pemanggilan informasi dengan DBMS akan mendorong adanya pencantuman terminal
pemakai yang lebih banyak dalam konfigurasi dari pada kebutuhan yang lain.
3. Mempekerjakan
dan menggaji staff DBA. Kelemahan ini kurang bisa diterapkan terhadap pemakai
mikrokomputer, sebab DBMS mempunyai sifat user-friendly (kemudahan dalam
penggunaan).
4. Kepopuleran DBMS dalam berbagai organisasi
segala ukuran menunjukkan bahwa pemakai merasakan keuntungan atau kelebihannya
dapat mengalahkan biaya yang dikeluarkan untuk membelinya.